Wednesday, February 18, 2004

about working wife : ini gara2 di milis kemaren berdiskusi ttg working wife (sekarang sih udah diem lagi). banyak pendapat yang masuk, bisa dikelompokin jadi 2 malah :D, cewe dan cowo, setuju dan setengah setuju :D. kalo gue anything, tergantung kondisi (tapi kayaknya lebih banyak ke setuju ... :D), kalo di omongin dan semua-muanya keluar tanpa ada yang disembunyikan, kan semua bisa melakukan sesuai yang di setujui. pokoknya semua tentang komunikasi yang bagus. cuman mesti jaga2 yah kalo misal sang suami, kena PHK, keluarga ga dapet nafkah materi, ato bahkan cerai, siapa yang support? tabungan? that's not gonna last forever, khusus utk cerai, sering ga sih denger di Hj. Lutfiah Sungkar 'show' banyak ibu2 yang curhat plus nangis, and she feels she can't do anything ... pengen kerja, ngga punya keahlian, pengen mulai usaha, ga ada modal yang cukup ... sementara kebutuhan makan, sekolah, apapun, jalan terus ..

lalu, ada temen yang bilang, dia sering banget dapetin kasus, suami maunya pulang, gak mau tau, pokoknya masalah di rumah udah beres ... lalu ada postingan lain, suami dan istri kerja, pas anaknya bangun nangis malem2 terus2an, suami bangun, dia bertanya (dalam hati) "dinda kemana kamu? anak kita nangis nyariin kamu" hey! for God's sake, dia bangun gitu loooh, kenapa ga dia aja yang menenangkan anaknya. anyway, akhirnya sang istri yang ternyata lagi shalat tahajjud, selese shalat dan menenangkan anaknya.

lalu ada temen yang cerita ttg temannya yang pernah bertaaruf (cewe) ditanya sama cowo, "bisa masak?" ga masalah si ditanya kayak gitu, make sense, kalo ga bisa masak, harus punya extra cost utk sewa pembantu. menurut temen g itu, hey masak kan kemampuan optional, dan dia kalo ditanya kayak gitu, bakal balik nanya, "bisa betulin genteng, bisa betulin ledeng?" dan dia bilang "pasti cowoknya akan jawab, gue kan punya uang utk sewa orang?" "ya gue harus punya uang ndiri utk sewa orang utk masak" hehehhehe ... lucu ya, tp g ga sepenuhnya setuju sama yang ini ...

lalu ada teman yang menganjurkan, gapapa kerja asal ga terlalu menghabiskan waktu, misal buka catering ato salon. setuju sih, yang terlalu2 emang ga pernah baik, semoga maksudnya bukan utk domestic work doang, tapi lebih berdasarkan kompetensi. kalo emang kompetensinya di IT, why not? suami juga at the same time, jangan spend to much time on his work.

lalu ada blogger, cerita, garis besarnya gini, "g ga masalah punya istri kerja, dengan tingkat inflasi kayak sekarang, you need extra income, dan istri loe ga mungkin dong, sekolah tinggi2 'just' to stay at home, sayang kemampuannya di sia2kan. ga ada salahnya kalo kita (cowo) pulang kerja stop by the supermarket and nelpon rumah, 'sayang, susu si kecil apa ya mereknya? lagi didepan slot susu nih, tapi mereknya banyak banget, dan aku lupa' " *woah, how sweet*
trus ada lagi yang lain2 lagi (cowo juga) yang berpendapat sama ato hampir sama...

my point is, it takes two to tango, right? if a couple have a good understandings and excellent communication, no matter how difficult the problem is, they can always work things out ... support masing2 pihak ke pihak yang lain, perlu agar dua2nya bisa sukses di luar dan di dalam rumah. i think, 'cause i have never been married and talk is cheap :D

ps: thank God, masih ada cowo2 dengan common sense...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home